AI Bisa Gantikan Semua Profesi, Apa Mungkin?
Apa saja fungsi AI tersebut?
Pada awalnya AI diciptakan untuk membantu mobilitas manusia sehari-hari, untuk dapat mengerjakan suatu pekerjaan dengan efesiensi waktu singkat. Apalagi, AI dapat bekerja tanpa lelah, tidak menuntut gaji, dan sering kali lebih cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Dari faktor-faktor tersebut, AI seringkali dianggap “menggantikan” posisi manusia dalam keprofesian. Misalnya resepsionis, reporter berita, bahkan mulai merambah ke bidang kreatif seperti desain grafis, penulisan artikel, hingga pembuatan musik dan video. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa semakin banyak pekerjaan manusia yang tergantikan oleh “mesin pintar” ini.
Namun, apakah benar AI sepenuhnya akan menggantikan manusia terutama dalam keprofesian? Tidak juga. Meskipun AI dapat melakukan pekerjaan dengan cepat dan efisien, ada hal-hal yang masih sulit digantikan, seperti kreativitas, empati, serta intuisi dalam mengambil keputusan yang kompleks. Profesi yang membutuhkan interaksi manusia seperti psikolog, seniman, atau pekerjaan yang melibatkan strategi bisnis masih sangat bergantung pada keahlian manusia.
Bagi Gen Z, ini bisa menjadi tantangan sekaligus peluang. Tantangannya, kita harus lebih adaptif dan terus mengasah keterampilan yang sulit digantikan AI, seperti pemikiran kritis, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi. Di sisi lain, AI juga membuka peluang baru, misalnya dalam industri teknologi, analisis data, hingga pengembangan konten digital yang lebih inovatif.
Jadi, daripada takut kehilangan pekerjaan karena AI, bisa lebih baik jika kita belajar bagaimana berkolaborasi dengan AI. Oleh karena itu, dengan memahami cara memanfaatkannya, kita justru bisa bekerja lebih efektif, meningkatkan produktivitas, dan bahkan menciptakan peluang baru yang belum pernah ada sebelumnya!