
Sebagai maba, wajar banget kalau awal-awal terasa campur aduk. Ada rasa senang karena berhasil masuk kampus impian, tapi juga ada rasa was-was karena harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Bayangkan saja, dari yang sebelumnya terbiasa dengan pola sekolah menengah, tiba-tiba harus berhadapan dengan sistem kuliah yang serba bebas namun menuntut tanggung jawab penuh. Tidak jarang, kebebasan ini justru membuat banyak maba kaget dan kewalahan.
Nah, salah satu kejutan yang hampir pasti dialami maba adalah tugas mendadak dari dosen. Jangan heran kalau baru pertemuan pertama, tiba-tiba sudah ada tugas ringkasan, makalah, atau bahkan presentasi yang harus disiapkan. Rasanya seperti baru mendarat di bandara lalu langsung diminta maraton. Panik, bingung, tapi ya tetap harus dijalani.
Kalau kamu pikir masa SMA itu sibuk, tunggu sampai merasakan ritme perkuliahan. Di kampus, dosen tidak akan repot-repot mengingatkan tugas berkali-kali. Deadline diumumkan sekali, lalu semua bergantung pada dirimu. Dan inilah yang sering jadi jebakan bagi maba: masih terbawa kebiasaan menunda, masih merasa santai, sampai akhirnya kewalahan di detik-detik terakhir.
Tapi tenang, setiap masalah pasti ada solusinya. Menjadi maba memang penuh tantangan, tapi justru dari sinilah proses belajar kehidupan dimulai. Supaya kamu tidak kaget (atau minimal lebih siap) menghadapi “serangan” tugas mendadak, berikut beberapa tips bertahan yang bisa jadi penyelamatmu.
1. Jangan Menunda, Kerjakan Sesegera Mungkin
Kebiasaan menunda pekerjaan adalah penyakit lama yang sering terbawa dari masa sekolah. Bedanya, di kuliah, kalau menunda bisa berakibat fatal. Bayangin aja, satu dosen kasih tugas minggu ini, lalu dosen lain juga kasih, dan tiba-tiba kamu sudah kebanjiran pekerjaan. Kalau semua ditunda, akhirnya numpuk dan bikin pusing di akhir pekan.
Tipsnya: begitu ada tugas, langsung catat, baca, dan mulai kerjakan sedikit demi sedikit. Percayalah, tugas kecil yang dikerjakan lebih awal akan terasa ringan.
2. Gunakan Kalender atau To-Do List
Di kampus, kamu akan berhadapan dengan banyak deadline. Bukan cuma tugas individu, tapi juga laporan kelompok, presentasi, hingga persiapan ujian tengah semester. Jangan sampai lupa karena semua terasa menumpuk.
Solusi mudahnya, gunakan aplikasi kalender atau to-do list di HP. Catat setiap deadline dan beri pengingat. Dengan begitu, kamu bisa mengatur waktu lebih baik, dan nggak panik saat tiba-tiba sadar deadline sudah besok.
3. Bangun Komunikasi dengan Teman Kelas
Ingat, kamu tidak sendirian. Salah satu kunci bertahan jadi maba adalah punya circle yang bisa saling bantu. Ketika ada tugas mendadak, teman sekelas biasanya jadi penyelamat, entah dengan mengingatkan deadline, berbagi catatan, atau sekadar jadi partner diskusi. Jadi, jangan malu untuk berkenalan dan aktif berkomunikasi. Siapa tahu dari obrolan ringan bisa jadi solusi saat bingung ngerjain tugas.
4. Belajar dari Kakak Tingkat
Kakak tingkat alias senior bukan hanya tempat bertanya tentang organisasi atau kehidupan kampus, tapi juga bisa jadi sumber bocoran “gaya mengajar” dosen. Ada dosen yang suka kasih kuis mendadak, ada juga yang hobi kasih makalah panjang. Dengan tahu pola ini dari awal, kamu bisa lebih siap mental dan strategi. Jangan sungkan bertanya, karena sebagian besar senior pasti senang berbagi pengalaman.
5. Jaga Keseimbangan Hidup
Sering kali maba terlalu fokus dengan tugas dan kuliah, sampai lupa menjaga kesehatan dan waktu istirahat. Padahal, kondisi fisik dan mental yang prima itu penting supaya tetap produktif. Ingat, hidup di kampus itu bukan cuma soal akademik, tapi juga soal pengalaman. Nikmati prosesnya, ikut kegiatan positif, dan tetap luangkan waktu untuk istirahat.
Menjadi maba memang penuh tantangan. Tugas mendadak hanyalah salah satu “kejutan” yang harus dihadapi. Tapi justru dari sinilah kamu belajar manajemen waktu, tanggung jawab, dan kemampuan adaptasi. Jadi, jangan kaget lagi kalau ada tugas tiba-tiba. Anggap saja itu bagian dari perjalanan menuju kedewasaan di dunia perkuliahan.
Ingat, kuncinya cuma satu: jangan panik, jangan menunda, dan nikmati prosesnya. Selamat berjuang, maba!
