Di ujung bibir, sebatang nyala kecil
Menghembuskan luka yang tak terlihat
Asapnya menari, menggambar siluet pilu
Menyelimuti ruang dengan kepedihan semu
Setiap hisapan, seperti kenangan menarik
Pahit yang melekat di sela-sela nafas
Luka lama mengendap dalam diam
Seperti abu yang jatuh, perlahan hilang
Rokok menjadi teman di malam yang sunyi
Mengisi pakaian yang tak bernama
Namun tiap batang hanya membawa fana
meninggalkan rindu yang semakin membara
Hingga akhirnya, hanya abu yang tersisa
Dan duka mengendap di dada yang rapuh
Aku sadar, bukan rokok yang kucari
Melainkan Pelukan yang tak pernah kembali.