Di pelupuk senja yang menggurat luka,
kita bertemu di persimpangan kata,
menata isyarat yang tak terucap,
merajut arti dari segala yang pudar.
Perpisahan bukanlah akhir dari cerita,
melainkan tanda bahwa angin,
yang meniupkan aroma janji,
telah membawa kita ke arah berbeda.
Apa yang tersisa di sela jeda?
Bukan tangis, bukan juga hampa.
Melainkan kenangan,
yang menjahit jiwa dengan benang keabadian.
Jika tangan tak lagi saling menggenggam,
biarkan hati tetap menggenggam ingatan.
Karena dari retaklah,
cahaya kerap melahirkan makna.
Maka, jangan tangisi perpisahan ini.
Ia bukan penutup, hanya jeda dalam simfoni. Kita adalah daun yang luruh ke tanah,
menyuburkan akar perjalanan yang lain.
Sampai jumpa di lain masa,
di mana takdir menyulam kita,
dalam narasi yang baru,
dan cahaya yang abadi.